Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit menular yang telah menjadi masalah kesehatan global. Diketahui saat ini terkait dengan penyakit TBC, Indonesia ada di peringkat kedua setelah India. Dikutip dari Global TB Report tahun 2022, diketahui juga bahwa jumlah kasus TBC terbanyak di dunia, menyerang kelompok usia produktif terutama pada usia 45 sampai 54 tahun.
Meskipun telah ada penemuan vaksin dan obat-obatan yang efektif, TBC masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru, dan dapat juga menyerang bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang, atau otak. Dalam artikel ini, kita akan membahas seputar penyakit TBC, serta memberikan sedikit pemahaman yang lebih dalam mengenai hematologi dan pemeriksaan IGRA yang terkait dengan diagnosisnya.
Bagaimana cara penyakit TBC menular?
TBC menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Ini membuat penyakit tbc sangat mudah menular, terutama di tempat-tempat dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi atau kondisi sanitasi yang buruk. Gejala TBC bisa bervariasi, mulai dari batuk kronis, demam, penurunan berat badan, kelelahan yang berkepanjangan, hingga nyeri dada. Namun, gejala tersebut tidak selalu muncul pada semua penderita, sehingga kadang membuat diagnosis menjadi sulit.
Hematologi: Kaitannya dengan Tuberkulosis
Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah dan penyakit-penyakit yang terkait dengan darah. Dalam kasus TBC, hematologi sangat penting karena darah adalah tempat di mana tubuh melawan infeksi. Selama infeksi TBC, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan memproduksi sel darah putih, terutama limfosit, untuk melawan bakteri tersebut. Oleh karena itu, pemeriksaan darah dapat memberikan petunjuk penting dalam diagnosis TBC.
Pemeriksaan IGRA (Interferon-Gamma Release Assay)
Pemeriksaan IGRA adalah metode diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi infeksi TBC. Metode ini lebih spesifik daripada tes kulit tuberkulin tradisional (PPD) dan tidak dipengaruhi oleh vaksin BCG. Pemeriksaan IGRA mengukur respons sel darah putih terhadap antigen dari Mycobacterium tuberculosis. Jika seseorang terinfeksi TBC, sel-sel darah putih mereka akan melepaskan interferon-gamma setelah terpapar antigen TBC. Hasil pemeriksaan IGRA dapat membantu dokter dalam menentukan apakah seseorang terinfeksi TBC atau tidak, serta membantu dalam menentukan apakah pengobatan preventif diperlukan.
Gejala penderita penyakit TBC:
Beberapa gejala umum TBC yang biasanya dialami oleh pasien yang terinfeksi, meliputi:
- Batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu
- Demam yang tidak jelas penyebabnya
- Berat badan menurun
- Keringat malam hari
- Kelelahan yang berlebihan
Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis
Pencegahan TBC melibatkan vaksinasi dengan BCG (Bacille Calmette-Guerin) pada anak-anak, serta tindakan untuk mengurangi penyebaran infeksi, seperti isolasi penderita TBC, pengobatan dini, dan peningkatan akses ke perawatan kesehatan. Pengobatan TBC memerlukan regimen antibiotik yang panjang, seringkali selama beberapa bulan hingga tahunan. Pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan memastikan kesembuhan pasien.
Jika memiliki gejala yang mencurigakan atau berisiko terpapar penyakit TBC, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Laboratorium C-Lab sebagai penyedia jasa pemeriksaan kesehatan publik di laboratorium khusus berteknologi canggih, yang ditangani tim dokter berpengalaman di bidang patologi anatomik dan patologi klinik, menyediakan layanan Medical Check-Up.
Di bulan Maret ini Laboratorium C-Lab memberikan penawaran Paket pemeriksaan TB! Ada pun paket yang ditawarkan; Hematology lengkap dan IGRA
Berikanlah yang terbaik untuk tubuhmu, dan manfaatkan kesempatan ini untuk memulai perjalanan kesehatanmu bersama Laboratorium C-Lab, karena “Your Health Is precious!”.