Sayangi Hatimu, Antisipasi Sejak Dini Hepatitis

Apakah Anda sudah tahu penyakit hepatitis? Di Indonesia, hepatitis termasuk penyakit yang paling dikhawatirkan penularannya. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, hepatitis, terutama golongan B sebagian besar cara penularannya dari ibu ke anak.

Ini yang jadi salah satu penyebab prevalensi hepatitis B di Indonesia terbilang tinggi.   Bayi yang terinfeksi virus hepatitis  B bisa mencapai ambang risiko hingga 90%-95%, bahkan bisa menjadi hepatitis B kronis.  

Nah, agar Anda lebih antisipastif pada penularan hepatitis, memang lebih baik untuk memahaminya lebih jauh.

Hepatitis adalah sekelompok penyakit inflamasi yang memengaruhi hati, yang menyebabkan peradangan. 

Kondisi ini dapat berkisar dalam tingkat keparahan dari yang ringan dan dapat sembuh sendiri , tapi bisa juga sebaliknya menjadi yang kronis dan mengancam jiwa. Penyebab Hepatitis biasanya oleh infeksi virus, terutama virus hepatitis A, B, dan C, tetapi juga dapat disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol, obat-obatan tertentu, racun, dan gangguan autoimun.

Hepatitis adalah masalah kesehatan global yang signifikan, yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun mungkin bukan penyakit terbesar dalam hal jumlah, hepatitis merupakan masalah kesehatan yang substansial karena prevalensi, potensi kronisitas, dan komplikasi terkait.

Lebih jelasnya, hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dengan virus hepatitis sebagai penyebab utama. Ada lima jenis utama virus hepatitis: A, B, C, D, dan E. Hepatitis B dan C menjadi perhatian khusus karena sifatnya yang kronis dan berpotensi menyebabkan kerusakan hati jangka panjang, termasuk sirosis dan kanker hati.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan 325 juta orang di seluruh dunia hidup dengan infeksi hepatitis B atau C kronis pada tahun 2015. Virus hepatitis bertanggung jawab atas sejumlah besar kematian setiap tahun, bahkan melebihi beberapa penyakit menular utama lainnya seperti HIV/AIDS, malaria, dan TBC.

Gejala

Gejala hepatitis dapat bervariasi, tergantung pada penyebab dan stadium penyakit. Gejala yang umum terjadi adalah kelelahan, penyakit kuning (kulit dan mata menguning), sakit perut, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan air seni berwarna gelap. Beberapa orang mungkin mengalami gejala mirip flu seperti demam, nyeri otot, dan nyeri sendi. Pada kasus kronis, hepatitis dapat berkembang secara diam-diam tanpa gejala yang jelas, sehingga menyebabkan kerusakan hati jangka panjang.

Efek pada Tubuh

Organ hati memainkan peran penting dalam metabolisme tubuh, detoksifikasi, dan produksi protein esensial. Hepatitis dapat memberikan efek yang sangat besar pada fungsi-fungsi ini. Ketika hati mengalami peradangan, ini berakibat dapat mengganggu kemampuannya untuk memproses nutrisi, menyaring racun dari darah, dan mengatur hormon. Hepatitis kronis dapat menyebabkan fibrosis (jaringan parut pada hati), sirosis (jaringan parut tingkat lanjut), dan bahkan kanker hati. Komplikasi ini dapat secara signifikan berdampak pada kesehatan secara keseluruhan dan mungkin memerlukan transplantasi hati.

Antisipasi

Pencegahan dan penanganan hepatitis mesti dijalankan dengan mengombinasi vaksinasi, menerapkan praktik gaya hidup sehat, dan melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari paparan terhadap sumber infeksi potensial.

  1. Vaksinasi

Vaksin tersedia untuk hepatitis A dan B. Vaksin ini memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi virus ini, sehingga mengurangi risiko kerusakan hati.

  1. Mempraktikkan Kebersihan yang Aman 

Hepatitis A sering ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Mempraktikkan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara menyeluruh, dapat membantu mencegah penyebarannya.

  1. Praktik Seks yang Aman 

Hepatitis B dan C dapat ditularkan melalui kontak seksual. Menggunakan metode penghalang seperti kondom dapat mengurangi risiko penularan.

  1. Hindari Berbagi Jarum 

Hepatitis B dan C dapat ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan bersama, seperti yang digunakan untuk penggunaan narkoba atau prosedur medis. Menghindari penggunaan jarum suntik secara bergantian sangatlah penting.

  1. Hindari Konsumsi Alkohol 

Asupan alkohol yang berlebihan dapat memperburuk kerusakan hati pada penderita hepatitis. Moderasi adalah kuncinya, dan mereka yang menderita hepatitis harus mempertimbangkan untuk tidak mengonsumsi alkohol.

  1. Pemeriksaan Kesehatan Rutin 

Tes dan pemeriksaan fungsi hati secara teratur dapat membantu mendeteksi hepatitis pada tahap awal. Intervensi dini dapat mencegah perkembangan penyakit.

  1. Gaya Hidup Sehat

Menjaga pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat dapat mendukung kesehatan hati secara keseluruhan.

Kesimpulannya, hepatitis adalah kondisi hati yang berpotensi serius yang dapat berdampak luas pada tubuh. Kesadaran, vaksinasi, mempraktikkan kebersihan dan seks yang aman, serta menerapkan gaya hidup sehat adalah langkah-langkah penting dalam mencegah dan menangani hepatitis. Deteksi dan intervensi dini memainkan peran penting dalam mengurangi risiko komplikasi dan memastikan kesehatan hati jangka panjang.

Perhatikan Asupan Makanan

Bagi penderita hepatitis, terutama mereka yang mengalami peradangan hati, penting untuk mempertimbangkan pilihan makanan yang lembut bagi hati dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Nah, berikut ini adalah beberapa panduan umum tentang makanan yang harus dibatasi atau dihindari agar terhindar dari penyakit hepatitis.

Makanan berlemak: Makanan berlemak tinggi dapat membebani hati, terutama jika hati sudah terganggu. Makanan yang digoreng, daging berlemak, dan produk susu berlemak harus dikonsumsi dalam jumlah sedang.

Makanan Olahan: Makanan yang tinggi zat aditif, pengawet, dan perasa buatan dapat membebani proses detoksifikasi hati.

Makanan dan Minuman Manis: Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan dan penyakit hati berlemak non-alkohol, yang dapat memperburuk hepatitis. Hindari minuman manis dan batasi konsumsi makanan ringan dan makanan penutup yang manis.

Makanan Tinggi Natrium: Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan retensi cairan dan berkontribusi pada pembengkakan. Makanan olahan, sup kalengan, dan makanan cepat saji cenderung mengandung natrium yang tinggi.

Alkohol: Hal ini sangat penting bagi penderita hepatitis, karena alkohol merupakan tekanan utama pada hati dan dapat memperburuk peradangan dan kerusakan hati.

Makanan Laut Mentah atau Setengah Matang: Bagi penderita virus hepatitis, ada risiko infeksi dari mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang, yang dapat mengandung virus atau bakteri.

Makanan Pedas: Makanan pedas terkadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, yang mungkin sangat merepotkan bagi mereka yang menderita hepatitis.

Makanan Berat: Mengkonsumsi makanan berat dalam jumlah besar dapat membebani proses metabolisme hati. Lebih baik makan dengan porsi yang lebih kecil dan lebih sering.

Biji-bijian Olahan: Roti putih dan biji-bijian olahan lainnya dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat, yang berpotensi menyebabkan peradangan.

Kafein Berlebihan: Meskipun konsumsi kopi dalam jumlah sedang umumnya dianggap aman, asupan kafein yang berlebihan mungkin tidak ideal untuk beberapa orang yang memiliki masalah hati.

Selain harus mengurangi bahkan menghindari jenis makanan tersebut, Anda pun bisa memilih makanan sehat yang bisa membantu mencegah gejala hepatitis, antara lain:

Buah-buahan dan Sayuran: Makanan ini menyediakan vitamin, mineral, dan antioksidan penting. Pilihlah berbagai pilihan yang berwarna-warni.

Protein Tanpa Lemak: Masukkan sumber protein tanpa lemak seperti unggas, ikan, tahu, dan kacang-kacangan.

Biji-bijian utuh (Bukan Olahan): Pilihlah biji-bijian utuh seperti beras merah, gandum utuh, dan gandum, yang menyediakan serat dan nutrisi.

Lemak Sehat: Sertakan sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun dalam jumlah sedang.

Hidrasi: Tetap terhidrasi mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk fungsi hati.

Teh Herbal: Teh herbal seperti chamomile dan jahe dapat menenangkan dan mendukung sistem pencernaan.

Tapi perlu diingat, bagi yang diet, rekomendasi asupan makanan tersebut dapat bervariasi berdasarkan kondisi kesehatan individu dan jenis hepatitis tertentu. Jadi, sebaiknya Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan ahli kesehatan profesional atau ahli diet terdaftar yang dapat memberikan panduan berdasarkan kondisi kebutuhan asupan Anda secara spesifik. 

Nah, itulah gambaran umum tentang hepatitis. Semoga saja dengan mengenal penyakit ini, Anda sudah siap membekali diri Anda dengan pengetahuan dan pencegahan sejak dini adanya penularan penyakit hepatitis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *